Meminta bantuan untuk bertahan hidup

Halo teman-teman!

Nama saya Suchithra Kalarikkal (semua teman dan kerabat memanggil saya Astha). Saya seorang wanita berusia 25 tahun yang bekerja di organisasi LGBTQI yang berbasis di Bangalore. Saya berasal dari Kerala, dan saya telah tinggal di Bangalore selama enam tahun terakhir. Saya telah menghadapi krisis keuangan yang besar selama enam bulan terakhir karena pembatasan COVID, dan latar belakang kelas pekerja saya. Saya tinggal di sebuah rumah kontrakan di Bangalore. Pasangan saya adalah seorang Trans (Pria Transgender) dan baru setahun sejak dia meninggalkan rumahnya. Dia belum memiliki pekerjaan karena dia masih dalam proses mendapatkan kartu identitas dan dokumennya (sangat sulit di India bagi orang Trans untuk mendapatkannya). Saya satu-satunya orang di rumah kami yang bekerja.

Orang tua saya ada di Kerala dan keduanya sudah lanjut usia, lebih dari 70 tahun. Ibu saya telah menjadi pasien asma selama 25 tahun terakhir dan sedang dalam perawatan. Tetapi sekarang situasinya semakin memburuk dan dokter mengatakan dia mengalami infeksi jantung. Dalam pat 6 bulan dia telah dirawat di rumah sakit empat kali dan setiap kali biayanya 20k - 40k. Saudara-saudara saya juga ikut menanggung biaya, tetapi mereka berjuang untuk bertahan hidup seperti saya. Krisis COVID ini telah mempengaruhi kami dengan sangat buruk. Pada 9 September, dia dirawat di rumah sakit lagi. Selama 5-6 bulan terakhir dia harus mengambil oksigen eksternal setiap kali dia mengi, tetapi tidak terus menerus. Sekarang dokter mengatakan bahwa setelah keluar dari rumah sakit, dia harus menggunakan oksigen sepanjang waktu untuk bertahan hidup. Satu tabung oksigen berharga 750 / - rupee India dan hanya bertahan selama dua hari.

Saya akan senang jika Anda dapat membagikan kisah saya!